( Oleh Ir. Norbert Ama Ngongu, MP )
DASAR UNTUK HIDUP RUKUN DAN DAMAI
Menurut ajaran Katolik, manusia itu adalah citaan Tuhan Yang Paling Mulia. Dalam suatu Kitab Suci dikatakan bahwa pada awal mula manusia diciptakan menurut rupa
dan citra Allah sendiri. Hanya manusia saja yang dikatakan diciptakan menurut rupa dan citra Allah. Ciptaan-ciptaan lain tidak dinyatakan demikian.
Jadi manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling indah, melampaui harga dan keindahan ciptaan apapun yang pernah ada dan akan ada di dunia ini, selain manusia itu sendiri. Karena Allah itu maha tahu, maha pencipta, maka yang namanya manusia, ia adalah hasil cetak biru yang luar biasa canggihnya yang pernah dilakukan oleh Allah. Tiap orang diciptakan oleh Tuhan sebagai nomor seri yang kesekian yang pertama dan terakhir. Karena itu tidak akan pernah ada dua orang yang pernah dilahirkan dimuka bumi yang sama persis. Tiap pribadi adalah unik, dan itulah karya Agung Tuhan yang maha canggih.
Allah itu juga adalah maha pengasih dan Penyayang, kasih dan sayangnya tak terukur atau takberhingga, singkatnya Ia sama dengan Kasih, dan karenanya Allah mencintai manusia dengan kasih sayang yang penuh, atau dengan kata lain, Allah tidak pernah mencitai manusia dengan separoh hati, atau sepersekian hati melainkan dengan penuh hati. Cinta Tuhan kepada manusia adalah 100% dan abadi. Di mata Tuhan, manusia adalah ciptaan-Nya yang paling berharga. Sejak dikandung ibunya, ketika manusia masih belum mengerti tentang cinta, ketika manusia belum tahu mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, Allah sudah terlebih dahulu mencintai manusia. Begitu besar cinta Allah kepada manusia sehingga Ia mencitakan bumi dengan segala segala isinya dan diserahkan pengelolaannya kepada manusia untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia ciptaannya itu.
Karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia dan berharga, maka tidak ada kekuasaan apapun, dan dengan alasan apapun untuk dibenarkan melecehkan/menghina apalagi membunuh ciptaan Tuhan yang namanya manusia itu.
Saya dan saudara adalah bagian dari umat manusia yang menghuni bumi yang sama ini, dan dicintai Tuhan.
Jika saya mengatakan saya mencintai Tuhan, maka alangkah indahnya jika saya juga mengatakan saya mencintai sesama saya, karena saya tidak mungkin dapat mencintai Tuhan yang tidak kelihatan jika sesama manusia saya sebagai sesama ciptaan Tuhan yang kelihatan saja, saya tidak dapat mencintai mereka. Karena itu jika Tuhan begitu menghargai dan mencintai manusia, maka saya tidak mempunyai alasan untuk menghina/melecehkan apalagi sampai membunuh sesama saya.
*) Makalah disampaikan dalam Workshop Kerukunan Umat Beragama Tingkat Propinsi NTB, 26 Juli 2006 di PSBB Man 2 Mataram.
Sebab jika saya menghina sesama saya, itu artinya secara tidak langsung menghina pencipta-Nya yaitu Allah sendiri. Maka jika saya sungguh mencintai Allah, maka seyogianya juga saya harus mencitai sesama saya, karena sesama saya itu adalah para kekasih Allah sendiri.
Kami mencintai anda, kami membutuhkan anda semua. Kita bersaudara dalam siraman kasih Tuhan yang tanpa batas. Dengan keyakinan itu, seyogianya kita akan selalu saling membahagiakan. Karenanya dengan rendah hati, kami mengajak saudara-saudaraku, mari kita sama-sama saling merangkul, bergandengan tangan untuk membangun dan mewariskan suatu dunia yang lebih baik bagi anak-anak kita, bagi generasi penerus kita, yaitu suatu dunia yang penuh dengan kedamaian, kesejukan dan kesejahteraan atau bebas dari kekerasan dan kekejaman. Mari kita menjadi duta-duta perdamaian, duta-duta cinta. Mari....., bila ada perpecahan kita menjadi juru damai, bila ada keputus asaan kita menjadi pemberi harapan, bila ada kesesatan kita menjadi pembimbing, bila ada kebencian dan dendam kita menjadi pembawa cinta dan pengampunan. Kita ingin..., bila tiba saatnya, agar supaya suatu hari kelak, para arwah kita dapat beristirahat dengan damai dan bahagia, menyaksikan anak-anak kita, cucu-cucu kita dapat hidup dengan rukun dan damai antar mereka. Atau kita ingin jangan sampai ada suatu generasi damai yang hilang di muka bumi tanah air tercinta ini. Masakan, atas keinginan segelintir orang provokator saja, kita semua yang cintai damai sebanyak duaratusan juta jiwa ini, mau-mau saja terpengaruh dan dibuat kalang kabut oleh ulah mereka?
FORMAT KERUKUNAN
Diperlukan Silaturahmi berkesinambungan antar tokoh agama, baik secara formal maupun informal.
Diperlukan kegiatan bhakti sosial bersama antar semua penganut agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu.
Untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan bersana tersebut di atas, diperlukan permbentukan wadah koordinasi yaitu Forum Komunikasi antar Umat Beragama.
------- Peace ------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar